Gk7qp1DNYQGDurixnE7FWT3LyBvSK3asrvqSm057
Bookmark

Kumpulan Modul Penyusunan Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) Untuk 29 Mata Pelajaran

Calon Guru berbagi file Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi terbaru untuk 29 mata pelajaran.

Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional, Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan.

Pertama, pada standar isi, yaitu mengurangi materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi siswa serta diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional.

Kedua, pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara bertahap model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), karena keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat mendorong siswa untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran.


Konsep Dasar Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Penilaian HOTS tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran HOTS. Tugas guru bukan hanya melakukan penilaian HOTS, melainkan juga harus mampu melaksanakan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk memiliki ketrampilan berpikir tingkat tinggi.

Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih efektif. Prinsip umum untuk menilai berpikir tingkat tinggi adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan secara tepat dan jelas apa yang akan dinilai.
  2. Merencanakan tugas yang menuntut siswa untuk menunjukkan pengetahuan atau keterampilan yang mereka miliki.
  3. Menentukan langkah apa yang akan diambil sebagai bukti peningkatan pengetahuan dan kecakapan siswa yang telah ditunjukan dalam proses.
Penilaian berpikir tingkat tinggi meliputi 3 prinsip:
  1. Menyajikan stimulus bagi siswa untuk dipikirkan, biasanya dalam bentuk pengantar teks, visual, skenario, wacana, atau masalah (kasus).
  2. Menggunakan permasalahan baru bagi siswa, belum dibahas di kelas, dan bukan pertanyaan hanya untuk proses mengingat.
  3. Membedakan antara tingkat kesulitan soal (mudah, sedang, atau sulit) dan level kognitif (berpikir tingkat rendah dan berpikir tingkat tinggi).
Soal-soal HOTS merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar mengingat (remembering), memahami (understanding), atau menerapkan (applying). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur ketrampilan:
  1. transfer satu konsep kekonsep lainnya,
  2. memproses dan mengintegrasikan informasi,
  3. mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda,
  4. menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah (problem solving), dan
  5. menelaah ide dan informasi secara kritis.

Dengan demikian soal-soal HOTS menguji ketrampilan berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan: mengingat (remembering-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (applying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6).

Kata kerja operasional (KKO) yang ada pada pengelompokkan Taksonomi Bloom menggambarkan proses berpikir, bukanlah kata kerja pada soal. Ketiga kemampuan berpikir tinggi ini (analyzing, evaluating, dan creating) menjadi penting dalam menyelesaikan masalah, transfer pembelajaran (transfer of learning) dan kreativitas.

Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO. Sebagai contoh kata kerja 'menentukan' pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja 'menentukan' bisa jadi ada pada ranah C5 (mengevaluasi) apabila soal tersebut untuk menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu siswa diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja 'menentukan' bisa digolongkan C6 (mencipta) bila pertanyaan menuntut kemampuan menyusun strategi pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.

Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.

Dalam struktur soal-soal HOTS umumnya menggunakan stimulus. Stimulus merupakan dasar berpijak untuk memahami informasi. Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan harus bersifat kontekstual dan menarik. Stimulus dapat bersumber dari isu-isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lain-lain. Stimulus juga dapat bersumber dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar sekolah seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Stimulus yang baik memuat beberapa informasi/gagasan, yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan mencari hubungan antar informasi, transfer informasi, dan terkait langsung dengan pokok pertanyaan.


Karakteristik Soal-soal HOTS

Soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian hasil belajar. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan, berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal HOTS.

1. Mengukur Keterampilan berpikir Tingkat Tinggi

The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argumen (alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, dan mencipta. Keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making). Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap siswa.

Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas:

  1. kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar;
  2. kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda;
  3. menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu agar siswa memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajarannya juga memberikan ruang kepada siswa untuk menemukan pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas dalam pembelajaran harus dapat mendorong siswa untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis.

2. Berbasis Permasalahan Kontekstual dan Menarik (Contextual and Trending Topic)

Soal-soal HOTS merupakan instrumen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, di mana siswa diharapkan dapat menerapkan konsepkonsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, kehidupan bersosial, penetrasi budaya, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Kontekstualisasi masalah pada penilaian membangkitkan sikap kritis dan peduli terhadap lingkungan.

Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.

  • Relating, terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata.
  • Experiencing, ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan (discovery), dan penciptaan (creation).
  • Applying, kemampuan siswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
  • Communicating, kemampuan siswa untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
  • Transfering, kemampuan siswa untuk mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.

3. Tidak Rutin dan Mengusung Kebaruan

Salah satu tujuan penyusunan soal-soal HOTS adalah untuk membangun kreativitas siswa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kontekstual. Sikap kreatif erat dengan konsep inovatif yang menghadirkan keterbaharuan. Soal-soal HOTS tidak dapat diujikan berulang-ulang pada peserta tes yang sama. Apabila suatu soal yang awalnya merupakan soal HOTS diujikan berulang-ulang pada peserta tes yang sama, maka proses berpikir siswa menjadi menghafal danmengingat. Siswa hanya perlu mengingat cara-cara yang telah pernah dilakukan sebelumnya. Tidak lagi terjadi proses berpikir tingkat tinggi. Soal-soal tersebut tidak lagi dapat mendorong peserta tes untuk kreatif menemukan solusi baru.

Bahkan soal tersebut tidak lagi mampu menggali ide-ide orisinil yang dimiliki peserta tes untuk menyelesaikan masalah. Soal-soal yang tidak rutin dapat dikembangkan dari KD-KD tertentu, dengan memvariasikan stimulus yang bersumber dari berbagai topik. Pokok pertanyaannya tetap mengacu pada kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan tuntutan pada KD.

Bentuk-bentuk soal dapat divariasikan sesuai dengan tujuan tes, misalnya untuk penilaian harian dianjurkan untuk menggunakan soal-soal bentuk uraian karena jumlah KD yang diujikan hanya 1 atau 2 KD saja. Sedangkan untuk soal-soal penilaian akhir semester atau ujian sekolah dapat menggunakan bentuk soal pilihan ganda (PG) dan uraian. Untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) akan lebih baik jika menggunakan soal bentuk uraian.

Pada soal bentuk uraian mudah dilihat tahapan-tahapan berpikir yang dilakukan siswa, kemampuan mentransfer konsep ke situasi baru, kreativitas membangun argumen dan penalaran, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Mencermati salah satu tujuan penyusunan soal HOTS adalah untuk mengembangkan kreativitas siswa, maka para guru juga harus kreatif menyusun soal-soal HOTS. Guru harus memiliki persediaan soal-soal HOTS yang cukup dan variatif untuk KD-KD tertentu yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS, agar karakteristik soal-soal HOTS tidak berubah dan tetap terjaga mutunya.

Penjelasan terkait Penyusunan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) di atas masih sangat sederhana, untuk lebih jelasnya dapat di download dan dipelajari pada modul di bawah ini. Modul ini menjelaskan strategi penyusunan soal HOTS yang secara garis besar memuat tentang latar belakang, konsep dasar penyusunan soal HOTS, penyusunan soal HOTS mata pelajaran dan dan contoh soal HOTS, strategi implementasi penyusunan soal HOTS. Diharapkan modul ini dapat menjadi referensi agar kegiatan bimbingan teknis penyusunan soal HOTS berjalan dengan lancar sehingga pada akhirnya mampu mencapai tujuan yang diharapkan yaitu lulusan yang krisis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. Untuk memperbaiki modul ini juga sangat sangat mengharapkan saran dan masukan dari Bapak/Ibu.

  1. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 📥 Download File
  2. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 📥 Download File
  3. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 📥 Download File
  4. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 📥 Download File
  5. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti 📥 Download File
  6. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 📥 Download File
  7. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 📥 Download File
  8. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Sejarah Indonesia 📥 Download File
  9. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Seni Budaya 📥 Download File
  10. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Sejarah Indonesia 📥 Download File
  11. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 📥 Download File
  12. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Prakarya dan Kewriausahaan 📥 Download File
  13. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Matematika 📥 Download File
  14. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Fisika 📥 Download File
  15. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Biologi 📥 Download File
  16. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Kimia 📥 Download File
  17. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Geografi 📥 Download File
  18. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Ekonomi 📥 Download File
  19. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Sejarah 📥 Download File
  20. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Sosiologi 📥 Download File
  21. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 📥 Download File
  22. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris 📥 Download File
  23. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab 📥 Download File
  24. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Mandarin 📥 Download File
  25. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Jepang 📥 Download File
  26. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Korea 📥 Download File
  27. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Jerman 📥 Download File
  28. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Prancis 📥 Download File
  29. Modul Penyusunan Soal HOTS Mata Pelajaran Antropologi 📥 Download File

Catatan Kumpulan Modul Penyusunan Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) Untuk 29 Mata Pelajaran di atas sifatnya "dokumen hidup" yang senantiasa diperbaiki atau diperbaharui sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Catatan tambahan dari Anda untuk admin diharapkan dapat meningkatkan kualitas catatan ini 🙏 CMIIW.

JADIKAN HARI INI LUAR BIASA!
Ayo Share (Berbagi) Satu Hal Baik.
Tak ada yang lebih membuat murid gembira selain berhasil mempelajari sesuatu. Dan tak ada yang membuat seorang guru gembira selain menemukan cara untuk mengajari muridnya.
Andrea Hirata
close