Gk7qp1DNYQGDurixnE7FWT3LyBvSK3asrvqSm057
Bookmark

Pelanggaran "Sederhana" Tetapi Menggambarkan Karakter Kita Sebenarnya

Ceritanya Pelanggaran Sederhana Tetapi Menggambarkan Karakter Sebenarnya

Calon Guru berbagi catatan inspiratif tentang: Pelanggaran "Sederhana" Tetapi Menggambarkan Karakter Kita Sebenarnya.

Hari ini upacara bendera berlangsung hikmat seperti biasa yang di lakukan di sekolah-sekolah pada umumnya. Selesai mengheningkan cipta suasana hikmat sedikit terganggu karena ada beberapa siswa membentuk barisan baru. Mereka tertangkap sedang sembunyi di dalam kelas dan tidak melaksanakan upacara bendera, padahal mereka dalam keadaan sehat.

Upacara bendera merupakan salah satu hal yang mungkin terlihat sepele atau sederhana karena dilaksanakan rutin setiap hari senin di sekolah pada umumnya. Meskipun upacara bendera merupakan sebuah rutinitas sederhana bukan berarti semata-mata kita atau para siswa mencari-cari alasan untuk menghindari upacara bendera.

Pelanggaran "masalah sepele yang terlihat sederhana" seperti upacara bendera mengingatkan kita terhadap sebuah artikel yang sangat inspiratif yang sudah banyak dibagikan pada berbagai media sosial tentang Etika "sepele".

Banyaknya yang share artikel ini tanpa mengetahui dari mana sumber artikel ini yang sebenarnya, pun juga dengan saya. Jika Anda mengetahui sumber artikel ini mohon di konfrirmasi di kotak komentar🙏. Seperti apa ceritanya mari kita simak;


Etika "Sepele"?

Dua belas tahun lalu, seorang wanita pergi kuliah di Prancis. Dia harus sambil kerja dan sambil kuliah. Dia perhatikan bhw sistem transportasi di tempat menggunakan sistem "otomatis", artinya anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin. Setiap perhentian kendaraan umum pakai cara "self-service" dan jarang sekali diperiksa petugas. Bahkan periksa insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada.

Setelah dia temukan kelemahan sistem ini, dengan kelicikannya dia perhitungkan kemungkinan tertangkap petugas karena tidak beli tiket sangat kecil. Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket. Dia bahkan merasa bangga atas kepintarannya.

Dia juga menghibur dirinya karena dia anggap dirinya adalah murid miskin, dan kalo bisa irit ya irit..
Namun, dia tidak sadar dia sedang melakukan kesalahan fatal yang akan mempengaruh karirnya...

Setelah 4 tahun berlalu,
dia tamat dari fakultas yang ternama dengan angka yang sangat bagus. Ini membuat dirinya penuh dengan keyakinan. Dia mulai memohon kerja di perusahan yang ternama di Paris dengan pengharapan besar untuk diterima. Pada mulanya, semua perusahan ini menyambut dia dengan hangat.

Namun berapa hari kemudian,
semuanya menolak dia untuk berkerja.

Kegagalan yang terjadi berulang kali membuat dia sangat marah.
Dia mulai anggap perusahan-perusahan ini rasis, tidak mau terima warga negara asing. Akhirnya, dia memaksa masuk ke departemen tenaga kerja untuk bertemu dengan managernya.
Dia ingin tahu alasan apa perusahan menolak bekerja.
Ternyata, penjelasannya diluar sangkaan dia...

Berikutnya adalah dialog mereka...

Manager: Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkanmu. Pada saat anda mohon bekerja di perusahan, kami terkesan dengan pendidikan dan pencapaian anda. Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, anda sebenarnya pekerja yang kami cari-cari.
Wanita: Kalau begitu, kenapa perusahan tidak terima aku bekerja?

Manager: Karena kami periksa sejarahmu, ternyata anda pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.
Wanita: Aku mengakuinya, tapi masa karena perkara kecil ini perusahan menolak pekerja yang mahir dan banyak kali tulisannya terbit di majalah?

Manager: Perkara kecil? Kami tidak anggap ini perkara kecil.
Kami perhatikan pertama kali anda melanggar hukum terjadi di minggu pertama anda masuk di negara ini. Petugas percaya dengan penjelasan bhw anda masih belum mengerti sistem pembayaran. Diampuni, tapi anda tertangkap 2x lagi setelah itu.
Wanita: Oh karena tidak ada uang kecil saat itu.

Manager: Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan anda.
Jangan anggap kami bodoh. Kami yakin anda telah melakukan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap.
Wanita: Itu bukan kesalahan mematikan kan? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya berubah kan masih bisa.

Manager: Saya tidak anggap demikian. Perbuatan anda membuktikan dua hal:

  1. Anda tidak mengikuti peraturan yang ada
  2. Anda pintar mencari kelemahan dlm peraturan dan memanfaatkan utk diri sendiri.
  3. Anda tidak bisa dipercaya
  4. Banyak pekerjaan di perusahan kami tergantung pada kepercayaan. Jika anda diberikan tanggung jawab atas penjualan di sebuah wilayah, maka anda akan diberikan kuasa yang besar. Demi ongkos, kami tidak sanggup memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu. Perusahan kami mirip dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh sebab itu, kami tidak bisa pakai anda. Saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, tidak ada perusahan yang mau pakai anda.

Pada saat itu, wanita ini seperti bangun dari mimpinya dan sangat menyesal. Perkataan manager yang terakhir membuat hatinya gentar.
Moral dan etika bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran.
Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tidak akan bisa menolong etika yang buruk..!!!

Catatan tentang Pelanggaran "Sederhana" Tetapi Menggambarkan Karakter Kita Sebenarnya di atas agar lebih baik lagi perlu catatan tambahan dari Anda. Untuk catatan tambahan atau hal lain yang perlu diketahui admin, silahkan disampaikan dan contact admin 🙏 CMIIW.

JADIKAN HARI INI LUAR BIASA!
Ayo Share (Berbagi) Satu Hal Baik.
Jangan jadikan sekolah hanya untuk mencari nilai, tetapi bagaimana sekolah itu menjadikanmu bernilai.
close