Gk7qp1DNYQGDurixnE7FWT3LyBvSK3asrvqSm057
Bookmark

Komponen Soal dan Waktu Ujian Terbaru UTBK SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes) Tahun 2024

Komponen Soal Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) Tahun 2024

Calon guru berbagi informasi terkait Komponen Soal Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) Tahun 2024. Berdasarkan informasi yang diberikan pada contoh soal dalam simulasi tujuh subtes UTBK SNBT Tahun 2024, materi tes dalam UTBK SNBT Tahun 2024 tidak jauh berbeda dengan UTBK-SNPMB tahun 2023 yaitu terdiri dari dua komponen besar yaitu Tes Potensi Skolastik dan Tes Literasi.

Dari dua kompenen dikelompokkan lagi menjadi tujuh subtes, jadi pada UTBK SNBT Tahun 2024 ada tujuh subtes, yaitu Penalaran Umum; Pengetahuan dan Pemahaman Umum; Pemahaman Bacaan dan Menulis; Pengetahuan Kuantitatif; Literasi dalam Bahasa Indonesia; Literasi dalam Bahasa Inggris; dan Penalaran Matematika.

    Secara umum terdapat tiga model soal yang ditampilkan dalam UTBK SNBT Tahun 2024, yaitu:
  • soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban (A, B, C, D, E);
  • soal pilihan majemuk kompleks yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan memuat dua pilihan jawaban; dan
  • soal melengkapi rumpang (soal isian).
Soal TO PAS (Penilaian Akhir Semestar) - SAS (Sumatif Akhir Semester) Bahasa Inggris SMP/MTs Kelas 8 Semester Genap

Tes Potensi Skolastik dan Tes Literasi ini jika kita rangkum terdiri dari beberapa sub tes. Total soal ada $155$ soal dengan waktu $195$ menit, dan penjabaran waktu yang dibutuhkan dalam setiap tes kita rangkum menjadi seperti berikut ini.

Jenis TesSoalwaktu
1. Penalaran Umum
Contoh Soal Penalaran Umum
  • Penalaran Induktif $10$ soal $10$ menit
  • Penalaran Deduktif $10$ soal $10$ menit
  • Penalaran Kuantitatif $10$ soal $10$ menit
$30$ Soal $30$ menit
2. Pengetahuan dan Pemahaman Umum
Contoh Soal Pengetahuan dan Pemahaman Umum
$20$ Soal $15$ menit
3. Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis
Contoh Soal Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis
$20$ Soal $25$ menit
4. Pengetahuan Kuantitatif
Contoh Soal Pengetahuan Kuantitatif
$20$ Soal $20$ menit
5. Literasi dalam Bahasa Indonesia
Contoh Soal Literasi dalam Bahasa Indonesia
$25$ Soal $37,5$ menit
6. Literasi dalam Bahasa Inggris
Contoh Soal Literasi dalam Bahasa Inggris
$20$ Soal $30$ menit
7. Penalaran Matematika
Contoh Soal Penalaran Matematika
$20$ Soal $37,5$ menit
Jumlah $155$ $195$ menit

TES POTENSI SKOLASTIK (TPS)

Tes Potensi Skolastik (TPS) adalah tes yang didesain untuk menguji kemampuan berfikir siswa sekolah calon mahasiswa baru, yaitu kemampuan untuk memahami dan bernalar yang diperlukan untuk seseorang dapat berhasil dalam pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi. Kemampuan ini berkembang melalui proses belajar dan pengalaman-pengalaman di sekolah maupun di luar sekolah.

TPS terdiri dari empat komponen, ialah Penalaran Umum, Pemahaman Bacaan dan Menulis, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, serta Pengetahuan Kuantitatif.


Kemampuan Penalaran Umum

Komponen Penalaran Umum terdiri dari tiga sub-komponen, ialah penalaran induktif sebanyak $10$ soal dengan waktu $10$ menit, penalaran deduktif sebanyak $10$ soal dengan waktu $10$ menit, dan penalaran kuantitatif sebanyak $10$ soal dengan waktu $10$ menit.

Komponen Kemampuan Penalaran Umum dalam TPS menguji kemampuan seseorang untuk secara terarah dan terkendali menggunakan prosedur-prosedur untuk memecahkan masalah-masalah baru yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipelajari sebelumnya.

Kemampuan yang diujikan mencakup:
  1. Kemampuan memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya
  2. Kemampuan bernalar secara abstrak yang tidak semata-mata merupakan hasil dari pembelajaran sebelumnya

Pengujian dilakukan untuk menilai bagaimana seseorang dapat berpikir secara induktif, deduktif, serta bagaimana seseorang dapat bernalar dengan menggunakan angka-angka yang disebut sebagai kemampuan penalaran kuantitatif.

Yang dimaksudkan dengan kemampuan berpikir secara induktif adalah kemampuan untuk mengamati fakta-fakta atau kejadian-kejadian untuk menemukan prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang mendasarinya. Yang dimaksudkan dengan kemampuan berpikir secara deduktif adalah kemampuan seseorang untuk bernalar secara logis dengan menggunakan premis-premis dan prinsip-prinsip yang telah diketahui sebelumnya.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan kemampuan berpikir melalui penggunaan angka adalah kemampuan berpikir yang melibatkan kuantitas, hubungan matematika sederhana, yang melibatkan penggunaan operator aritmetika dasar seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.


Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis

Komponen Kemampuan Memahami Bacaan dan Menulis terdiri dari $20$ soal dengan waktu $25$ menit.

Kemampuan membaca dan menulis adalah kumpulan pengetahuan yang diperoleh seseorang yang meliputi kemampuan dasar dalam membaca, kelancaran membaca, dan keterampilan menulis yang diperlukan untuk memahami bahasa tulis dan ekspresi pikiran melalui tulisan.

Kemampuan ini mencakup kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan yang lebih kompleks seperti memahami wacana tertulis dan menulis cerita.


Pengetahuan dan Pemahaman Umum

Komponen Pengetahuan dan Pemahaman Umum terdiri dari $20$ soal dengan waktu $15$ menit.

Pada komponen ini yang diujikan adalah kemampuan untuk memahami dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dianggap penting di lingkungan budaya Indonesia terutama keterampilan dalam berbahasa, menggunakan kata, dan keluasan serta kedalaman pengetahuan umum.

Termasuk dalam kemampuan ini adalah pengetahuan praktis seseorang tentang bahasa, informasi, dan konsep-konsep khusus yang berbasis verbal dan kebahasaan.


Pengetahuan Kuantitatif

Komponen Pengetahuan Kuantitatif terdiri dari $20$ soal dengan waktu $20$ menit.

Pengetahuan kuantitatif adalah kedalaman dan luasnya pengetahuan yang terkait dengan matematika, yang merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan mewakili kemampuan untuk menggunakan informasi kuantitatif dan memanipulasi simbol-simbol angka.

Kemampuan ini mencakup pengetahuan mengenai ukuran perhitungan matematika, pemecahan masalah matematika, dan pengetahuan umum matematika.

Pengetahuan kuantitatif berbeda dengan penalaran kuantitatif. Secara umum, pengetahuan kuantitatif merupakan sekumpulan pengetahuan matematika yang diperoleh seseorang, termasuk kemampuan untuk melakukan perhitungan matematika. Sementara itu, penalaran kuantitatif merupakan kemampuan untuk menalar secara induktif dan deduktif dalam memecahkan masalah-masalah yang berupa angka-angka.


TES LITERASI

Kata "literasi" memiliki arti yang luas. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata literasi sebagai (1) kemampuan menulis dan membaca, (2) pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu, misalnya, literasi komputer; dan (3) kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.


Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia terdiri dari $25$ soal waktu $37,5$ menit dan Tes Literasi Bahasa Inggris terdiri dari $20$ soal waktu $30$ menit

Tes Literasi dalam Bahasa Indonesia dan Tes Literasi dalam Bahasa Inggris dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru berfokus pada Literasi Membaca (Reading Literacy).

Adapun yang dimaksudkan dengan literasi membaca adalah kemampuan seseorang memahami, menggunakan, mengevaluasi, merenungkan, dan berinteraksi secara aktif dan berkelanjutan (engage) dengan teks dengan arah untuk mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan potensi, serta untuk berpartisipasi dalam masyarakat.

Dengan pengertian tersebut, Literasi Membaca merupakan suatu proses aktif membangun makna seluruh bacaan berdasarkan interaksi antara pembaca dan teks. Untuk mengonstruksi makna seluruh bacaan, diperlukan penalaran dan pengetahuan strategi membaca yang efektif.

Dalam proses membaca, seorang pembaca (peserta tes SNPMB dalam konteks ini) menggunakan repertoar kompetensi kebahasaan dan strategi kognitif untuk mengonstruksi makna bacaan.


Penalaran Matematika

Penalaran Matematika terdiri dari $20$ soal dengan waktu $37,5$ menit.

Berdasarkan dokumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kemdikbudristek tahun 2022 mengenai numerasi, penalaran matematika didefinisikan kemampuan individu untuk melakukan penalaran secara matematis yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan permasalahan atau informasi yang melibatkan aspek kuantitatif.

Proses yang melibatkan literasi matematika memiliki beberapa elemen pendukung seperti prosedur, fakta, dan alat. Elemen-elemen ini dipakai untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena di dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang memiliki penalaran matematika cenderung akan mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan didasarkan pada penalaran yang sistematis, analitis dan logis.

Penekanan penalaran matematika yang dipakai dalam AKM sejalan dengan framework dari survei PISA yang sangat menekankan kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas individu untuk menggunakan matematika dalam konteks.

Namun demikian, aspek keluasan pengalaman juga menjadi perhatian. Secara operasional aspek pengalaman ini ditunjukkan dengan pengalaman individu dalam menyelesaikan masalah-masalah matematis di berbagai konteks misalnya bidang, situasi atau hal-hal yang membatasi cara meninjau permasalahan tersebut.

    Dengan kata lain, ada dua hal yang ditekankan dalam penalaran matematika, yaitu:
  • Penggunaan konsep matematika dalam mengatasi masalah dalam sebuah konteks
  • Penggunaan pengalaman di dalam kelas untuk mengatasi masalah.

Penekanan kemampuan penalaran matematika juga dikaitkan dengan proses kognitif yang terlibat dalam penyelesaian masalah yang dilakukan. Tiga proses kognitif yang dilibatkan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Memformulasikan (formulate)
  • Menggunakan/Menerapkan (employ)
  • Menginterpretasikan (interpret)

Ketiga proses kognitif ini semuanya terkait dengan konteks yang membatasi permasalahan yang ditelaah. Sejak dari proses awal, konteks diharapkan menjadi elemen yang selalu menyertai proses kognitif tersebut. Mulai dari memformulasikan permasalahan, formulasi masalah harus memperhatikan konteks masalah.

Misalnya, individu harus mampu memahami perbedaan dalam memformulasikan tren perubahan harga barang yang berbeda dengan tren perubahan tinggi tanaman. Demikian juga pada proses penerapan prinsip-prinsip matematika, individu harus mengenali kapan sebuah prinsip matematika dapat diterapkan pada sebuah masalah dan kapan prinsip tersebut tidak dapat diterapkan sehingga harus menggunakan prinsip lainnya.


Konten Pengukuran Penalaran Matematika

Konten pengukuran penalaran matematika akan melibatkan empat domain ukur yaitu bilangan, pengukuran dan geometri, ketidakpastian dan data, serta aljabar. Semua konten ini sesuai dengan framework asesmen melalui AKM sehingga proses pengukuran penalaran matematika sejalan dengan arah kebijakan saat ini.

  • Bilangan
  • Pengukuran dan Geometri
  • Data dan Ketidakpastian
  • Aljabar

Penjelasan sederhana terkait Komponen Ujian Tertulis Berbasis Komputer dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (UTBK-SNPMB) di atas sesuai seperti penjelasan Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru, Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan pada https://framework-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/.

Jika tertarik untuk membaca penjelasan dalam bentuk file silahkan 📥 Download File atau dari 📥 Alternatif Download File.

Catatan Komponen Soal dan Waktu Ujian Terbaru UTBK SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes) Tahun 2024 di atas sifatnya "dokumen hidup" yang senantiasa diperbaiki atau diperbaharui sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Catatan tambahan dari Anda untuk admin diharapkan dapat meningkatkan kualitas catatan ini 🙏 CMIIW.

JADIKAN HARI INI LUAR BIASA!
Ayo Share (Berbagi) Satu Hal Baik.
Meskipun saya putus kuliah dan beruntung mengejar karir di software, mendapatkan gelar adalah jalan lebih lebih pasti untuk sukses.
close